Minggu, 16 Oktober 2011

Konsumtif(isme)

Diposting oleh Lulu Als di 10.43
Sikap konsumtif adalah sikap menggunakan sesuatu tidak sesuai dengan keperluannya. Bisa juga diartikan sikap boros dalam menggunakan barang dan jasa. Sikap ini muncul karena pengaruh iklan-iklan produsen yang begitu gencar. Melihat iklan-iklan ini orang jadi tertarik untu menggunakan atau memakai produk mereka walaupun si pemakai belum tentu butuh, mungkin hanya karena gengsi dan hal lain.
Sifat konsumtif dapat menyerang siapa saja tanpa pandang bulu. Baik oleh anak-anak, orang tu, pengusaha, masyarakat kelas atas, menengah, maupun menengah ke bawah. Untuk memuaskan hasrat konsumtifnya tersebut, setiap orang akan melakukan apa saja, baik dengan cara halal maupun cara haram. Banyak orang menjadi egois, mata duitan, jatuh miskin, melakukan tindakan kriminal, hanya karena sifat konsumtif yang tertanam di dalam jiwanya.
Banyak sifat mengkonsumsi sesuatu dalam kehidupan kita. Saat ini kalian sedang mengkonsumsi waktu dan energi kalian untuk mendengarkan saya berbicara. Setiap waktu kita pasti mengkonsumsi, menggunakan, memakai sesuatu. Kita memakai atau menggunakan, atau mengkonsumsi sesuatu karena kebutuhan-kebutuhan. Jika demikian tidak salah jika dikatakan manusia memang “konsumtif” dalam pengetian ia memiliki kebutuhan untuk memakai atau menggunakan sesuatu. Di sini kita ingat kata konsumen. Kita menjadi konsumen ketika kita membeli barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan kita dari produsen yang memang menyediakan barang atau jasa yang kita butuhkan. Semenjak kecil sampai sekarang kita merasakan menjadi konsumen.
Pemahaman dan fakta bahwa kita telah menjadi konsumen semenjak kecil sampai sekarang, dan memang kita “konsumtif” dalam pengertian kita memakai, menggunakan sesuatu seturut dengan kebutuhan kita ini penting dalam pembahasan kita mengenai konsumtivisme ini, karena dari sini kita bisa berangkat menyadari masalah kita. Fakta bahwa kita membutuhkan konsumsi sesuatu seturut dengan kebutuhan kita, dapat jatuh kedalam bahaya “isme”, yaitu sebagai sebuah pandangan hidup, falsafah hidup, gaya hidup. Lambat laun, karena menjadi sebuah gaya hidup, maka seseorang tidak akan puas dalam kesadaran bahwa ia butuh sesuatu saja (untuk dikonsumsi), tetapi lebih dari itu sifat konsumsi itu terjadi secara berlebih. Ia menjadi sebuah gaya hidup.
Beberapa contoh gaya hidup konsumtif remaja:
• Berkaitan dengan konsumsi barang/jasa, Makanan-minuman, pakaian & perlengkapan (kosmetika, sepatu, handphone,dsb), transportasi.
• hobi menjadi maniak
• waktu dan energi (malas-malasan)
Dampak yang paling utama dari gaya hidup konsumtif ini adalah kerugian bagi diri sendiri. Manusia memang butuh konsumsi, ia konsumtif, tetapi satu hal yang perlu ditegaskan ialah kerugian yang terjadi bagi diri sendiri bila orang menerapkan gaya hidup yang konsumtif ialah orang itu masuk ke dalam jerat, yang lambat laun menjadi kebiasaan, dan ketergantungan.
Cara menghindari gaya hidup konsumtif ialah dengan mengetahui hal-hal yang mendukung terciptanya gaya hidup konsumtif. Hal yang paling memungkinkan bagi seseorang untuk jatuh ke dalam gaya hidup konsumtif ialah tersedianya uang, waktu, dan energi. Oleh karena itu yang harus dilakukan untuk menghindari gaya hidup konsumtif adalah bijaksana dalam menggunakan uang, waktu dan energi. Artinya mampu mengambil keputusan, tahu konsekuensinya, dan sanggup melaksanakannya. Secara konkrit ini dapat dilakukan dengan membuat skala prioritas kebutuhan. Misalnya dalam menggunakan uang, seberapajauhkah kita menyadari pendapatan dan pengeluaran kita (contoh: susun rencana pendapatan dan pengeluaran). Dalam membeli kebutuhan, Ingat kecenderungan produsen untuk memberikan tawaran menarik. Dengan membuat skala prioritas kita akan berhati-hati dan menyadari “lapar mata” terhadap barang-barang tertentu. Menyadari pengkondisian jaman yang terkadang menipu. Cetuskan nilai-nilai diri, aktualisasi diri. Banyak yang jatuh ke dalam gaya hidup konsumtif karena tidak memiliki penghargaan terhadap diri sendiri. Atau tidak menjadi diri sendiri. (mis: karena ingin diakui oleh kawan-kawannya, maka menggunakan produk bermerk yang mahal).
Semakin dewasa seseorang, maka kebutuhannya semakin banyak, dan mungkin semakin mahal. Bila kalian terbiasa membeli sesuatu barang yang mahal dan tidak sesuai dengan tingkat usianya, maka secara tidak langsung kalian telah membentuk pribadi yang konsumtif.


keterangan : dari berbagai sumber

0 komentar on "Konsumtif(isme)"

Posting Komentar

Minggu, 16 Oktober 2011

Konsumtif(isme)

Sikap konsumtif adalah sikap menggunakan sesuatu tidak sesuai dengan keperluannya. Bisa juga diartikan sikap boros dalam menggunakan barang dan jasa. Sikap ini muncul karena pengaruh iklan-iklan produsen yang begitu gencar. Melihat iklan-iklan ini orang jadi tertarik untu menggunakan atau memakai produk mereka walaupun si pemakai belum tentu butuh, mungkin hanya karena gengsi dan hal lain.
Sifat konsumtif dapat menyerang siapa saja tanpa pandang bulu. Baik oleh anak-anak, orang tu, pengusaha, masyarakat kelas atas, menengah, maupun menengah ke bawah. Untuk memuaskan hasrat konsumtifnya tersebut, setiap orang akan melakukan apa saja, baik dengan cara halal maupun cara haram. Banyak orang menjadi egois, mata duitan, jatuh miskin, melakukan tindakan kriminal, hanya karena sifat konsumtif yang tertanam di dalam jiwanya.
Banyak sifat mengkonsumsi sesuatu dalam kehidupan kita. Saat ini kalian sedang mengkonsumsi waktu dan energi kalian untuk mendengarkan saya berbicara. Setiap waktu kita pasti mengkonsumsi, menggunakan, memakai sesuatu. Kita memakai atau menggunakan, atau mengkonsumsi sesuatu karena kebutuhan-kebutuhan. Jika demikian tidak salah jika dikatakan manusia memang “konsumtif” dalam pengetian ia memiliki kebutuhan untuk memakai atau menggunakan sesuatu. Di sini kita ingat kata konsumen. Kita menjadi konsumen ketika kita membeli barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan kita dari produsen yang memang menyediakan barang atau jasa yang kita butuhkan. Semenjak kecil sampai sekarang kita merasakan menjadi konsumen.
Pemahaman dan fakta bahwa kita telah menjadi konsumen semenjak kecil sampai sekarang, dan memang kita “konsumtif” dalam pengertian kita memakai, menggunakan sesuatu seturut dengan kebutuhan kita ini penting dalam pembahasan kita mengenai konsumtivisme ini, karena dari sini kita bisa berangkat menyadari masalah kita. Fakta bahwa kita membutuhkan konsumsi sesuatu seturut dengan kebutuhan kita, dapat jatuh kedalam bahaya “isme”, yaitu sebagai sebuah pandangan hidup, falsafah hidup, gaya hidup. Lambat laun, karena menjadi sebuah gaya hidup, maka seseorang tidak akan puas dalam kesadaran bahwa ia butuh sesuatu saja (untuk dikonsumsi), tetapi lebih dari itu sifat konsumsi itu terjadi secara berlebih. Ia menjadi sebuah gaya hidup.
Beberapa contoh gaya hidup konsumtif remaja:
• Berkaitan dengan konsumsi barang/jasa, Makanan-minuman, pakaian & perlengkapan (kosmetika, sepatu, handphone,dsb), transportasi.
• hobi menjadi maniak
• waktu dan energi (malas-malasan)
Dampak yang paling utama dari gaya hidup konsumtif ini adalah kerugian bagi diri sendiri. Manusia memang butuh konsumsi, ia konsumtif, tetapi satu hal yang perlu ditegaskan ialah kerugian yang terjadi bagi diri sendiri bila orang menerapkan gaya hidup yang konsumtif ialah orang itu masuk ke dalam jerat, yang lambat laun menjadi kebiasaan, dan ketergantungan.
Cara menghindari gaya hidup konsumtif ialah dengan mengetahui hal-hal yang mendukung terciptanya gaya hidup konsumtif. Hal yang paling memungkinkan bagi seseorang untuk jatuh ke dalam gaya hidup konsumtif ialah tersedianya uang, waktu, dan energi. Oleh karena itu yang harus dilakukan untuk menghindari gaya hidup konsumtif adalah bijaksana dalam menggunakan uang, waktu dan energi. Artinya mampu mengambil keputusan, tahu konsekuensinya, dan sanggup melaksanakannya. Secara konkrit ini dapat dilakukan dengan membuat skala prioritas kebutuhan. Misalnya dalam menggunakan uang, seberapajauhkah kita menyadari pendapatan dan pengeluaran kita (contoh: susun rencana pendapatan dan pengeluaran). Dalam membeli kebutuhan, Ingat kecenderungan produsen untuk memberikan tawaran menarik. Dengan membuat skala prioritas kita akan berhati-hati dan menyadari “lapar mata” terhadap barang-barang tertentu. Menyadari pengkondisian jaman yang terkadang menipu. Cetuskan nilai-nilai diri, aktualisasi diri. Banyak yang jatuh ke dalam gaya hidup konsumtif karena tidak memiliki penghargaan terhadap diri sendiri. Atau tidak menjadi diri sendiri. (mis: karena ingin diakui oleh kawan-kawannya, maka menggunakan produk bermerk yang mahal).
Semakin dewasa seseorang, maka kebutuhannya semakin banyak, dan mungkin semakin mahal. Bila kalian terbiasa membeli sesuatu barang yang mahal dan tidak sesuai dengan tingkat usianya, maka secara tidak langsung kalian telah membentuk pribadi yang konsumtif.


keterangan : dari berbagai sumber

0 komentar:

Posting Komentar

 

Lulu Asmi L S Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by web hosting